Sabtu 18 Februari 2023- 27 Rojab 1444 Warga Desa Bangunsari sangat antusias dalam memperingati isro' mi'roj Nabi Muhammad Saw.
Peringatan isro' Mi'roj kali ini berbeda dengan biasanya karena bekerja sama dengan Tim KKN UIN Walisongo Semarang yang kebetulan sedang menjalankan tugasnya di Desa Bangunsari selama 45 hari.
Tidak ketinggalan Pula Seluruh warga Nahdliyin juga sangat antusias dalam peringatan isro Mi'roj di masjid Al Hidayah Bangunsari yang juga di meriahkan oleh grup rebana As Salam oleh pembicara Kyai Muslim dari Desa Wonosari.
menjelang peringatan isro' mi'roj ini juga telah diadakan lomba lomba untuk anak anak dengan tujuan untuk memacu semangat belajar dalam keagamaan. sèrta memotivasi agar lebih semangat dalam belajar.
Isra Miraj adalah salah satu peristiwa penting dalam ajaran Islam. Lewat kejadian itu, Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa, kemudian dinaikkan ke langit ketujuh dalam waktu semalam.
Untuk perjalanan sejauh itu dan di zaman yang belum secanggih sekarang, tentu sangat sulit diterima oleh akal bagaimana Rasulullah bisa menyelesaikan perjalanan itu dalam waktu yang singkat. Namun, peristiwa Isra Miraj tersebut menjadi mukjizat Nabi SAW dan setiap muslim wajib memercayainya.
Dalam bahasa Arab, Isra Miraj biasanya ditulis sebagai al-'Isra' wal-Mi'raj (الإسراء والمعراج). Istilah ini terdiri atas dua kata, yaitu isra' dan mi'raj. Keduanya sendiri memiliki arti yang berbeda.
Kata isra' berasal dari kata sara yang artinya 'perjalanan malam'. Sementara itu, mi'raj dalam bahasa Arab berarti 'kendaraan', 'alat untuk naik', ataupun 'tangga'. Bentuk jamaknya adalah ma'arij yang berarti 'tempat-tempat naik'.
Dalam bahasa Arab, Isra Miraj biasanya ditulis sebagai al-'Isra' wal-Mi'raj (الإسراء والمعراج). Istilah ini terdiri atas dua kata, yaitu isra' dan mi'raj. Keduanya sendiri memiliki arti yang berbeda.
Kata isra' berasal dari kata sara yang artinya 'perjalanan malam'. Sementara itu, mi'raj dalam bahasa Arab berarti 'kendaraan', 'alat untuk naik', ataupun 'tangga'. Bentuk jamaknya adalah ma'arij yang berarti 'tempat-tempat naik'.
Ayat Al-Qur'an tentang Peristiwa Isra Miraj
Sulit diterima akal sehat. Namun nyatanya, diberangkatkannya Rasulullah dari Makkah ke Palestina, kemudian berlanjut ke Sidratul Muntaha telah dibenarkan dalam sejumlah ayat Al-Qur'an.
Adapun peristiwa Isra Miraj terekam dalam Surah Al-Isra' dan An-Najm. Berikut bunyi kedua surah tersebut:
"Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (QS. Al-Isra, [17]:1).
"Maka, apakah kaum (musyrik Mekah) hendak membantahnya tentang apa yang telah dilihatnya? Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di Sidratul Muntaha. Di dekatnya ada surga tempat tinggal, (Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratul Muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya. Penglihatannya (Muhammad) tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya. Sesungguhnya dia telah melihat sebagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar." (QS. An-Najm, [53]:12-18).
Salah satu tujuan utama Rasulullah SAW di-isra'-kan adalah untuk diperlihatkan tanda-tanda kekuasaan dan kebesaran Allah secara langsung. Hal ini seperti yang telah ditegaskan dalam Surah Al-Isra ayat 1.
Allah secara langsung memperlihatkan tanda-tanda kebesaran-Nya kepada Nabi Muhammad adalah karena selama masa dakwah Nabi di Makkah, situasinya penuh duka cita. Lewat peristiwa Isra Miraj, Allah mempertemukan Nabi SAW dengan nabi-nabi sebelumnya dan menunjukkan bahwa mereka juga mengalami masa-masa sulit selama berdakwah.
Di samping untuk melihat Maha Kuasanya Allah SWT, Rasulullah juga menerima wahyu berupa perintah salat dalam sehari. Ini seperti yang dijelaskan dalam sebuah hadis. Dari Anas bin Malik RA, Rasulullah bersabda,
"... Tatkala perintah Allah memenuhi Sidratul Muntaha, maka Sidratul Muntaha berubah dan tidak ada seorang pun dari makhluk Allah yang bisa menjelaskan sifat-sifat Sidratul Muntaha karena keindahannya. Maka, Allah Subhanahu wa Ta'ala memberiku wahyu dan mewajibkan kepadaku salat 50 kali dalam sehari semalam. ..." (HR. Muslim no 162, sahih).
Mulanya, umat Islam diwajibkan untuk melaksanakan salat 50 kali dalam sehari. Namun, setelah Rasulullah beberapa kali bertemu dengan Allah, akhirnya jumlah tersebut berkurang menjadi lima kali seperti sekarang. Dari peristiwa Isra Miraj itulah cikal-bakal kewajiban salat lima waktu.
Hikmah dari Peristiwa Isra Miraj
Meskipun peristiwa Isra Miraj adalah sebuah pengalaman khusus bagi Nabi SAW, terdapat sejumlah hikmah yang dapat dipetik darinya bagi kita umat Islam. Adapun hikmah peristiwa Isra Miraj Nabi Muhammad SAW adalah sebagai berikut:
Mengetahui bahwa perintah salat lima waktu merupakan sebuah ibadah besar bagi umat Islam.
Mengetahui betapa besarnya rahmat Allah SWT dan kasih sayang Rasulullah kepada umatnya sehingga salat 50 waktu berkurang menjadi lima waktu saja.
Menumbuhkan keyakinan betapa Maha Kuasa dan Maha Berkehendak Allah SWT atas segala sesuatu.
Mengetahui tanda-tanda kebesaran Allah SWT melalui perjalanan Nabi yang hanya dikerjakan selama satu malam.
Mengetahui bahwa salat merupakan dialog hamba dengan Rabbnya, sama seperti ketika Rasulullah bertemu dengan Allah SWT saat Isra Miraj.
Jadi, Isra Miraj adalah perjalanan spiritual yang dialami Rasulullah, di mana Isra adalah ketika Nabi diberangkatkan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa dalam satu malam, sedangkan Miraj adalah lanjutan perjalanan Nabi dari Masjidil Aqsa naik menuju langit ketujuh untuk menerima perintah salat lima waktu. red_@wank
Share :