Berita Terkini
Desa Bangunsari, Kendal – Jumat malam, 22 Agustus 2025, Aula Balai Desa Bangunsari menjadi saksi lahirnya sebuah inovasi baru di bidang energi alternatif. Tim KKN MIT Ke-20 Posko 19 UIN Walisongo Semarang menggelar workshop perdana pembuatan briket bonggol jagung, yang tidak hanya mengenalkan konsep energi ramah lingkungan, tetapi juga membuka peluang pemberdayaan ekonomi bagi masyarakat desa.
Acara ini menjadi istimewa karena baru pertama kali diadakan di Desa Bangunsari. Antusiasme warga terlihat sejak sore hari, ketika mereka mulai berdatangan untuk menyaksikan kegiatan yang belum pernah ada sebelumnya. Bagi masyarakat, workshop ini bukan sekadar acara penyuluhan, melainkan momentum awal mengenal potensi baru pemanfaatan limbah pertanian.
Rangkaian acara diawali dengan pembukaan formal oleh MC dari tim KKN. Seluruh peserta berdiri khidmat untuk menyanyikan lagu Indonesia Raya, yang kemudian dilanjutkan dengan doa bersama agar kegiatan berjalan lancar.
Setelah itu, Kepala Desa Bangunsari, Bapak Suwandi, menyampaikan sambutan. Beliau memberi apresiasi tinggi kepada tim KKN UIN Walisongo sebagai pihak pertama yang menginisiasi workshop briket di Bangunsari. “Ini pertama kalinya kita belajar bersama tentang energi alternatif dari bonggol jagung. Saya bangga adik-adik mahasiswa mampu membawa gagasan baru untuk desa kita,” ujarnya penuh semangat.
Sambutan tersebut menegaskan bahwa kegiatan ini adalah langkah awal untuk memperkenalkan teknologi sederhana namun bermanfaat. Warga pun menyambutnya dengan tepuk tangan hangat, karena sadar bahwa ide baru ini bisa memberi nilai tambah di tengah aktivitas pertanian sehari-hari.
Sesi inti workshop dibuka dengan presentasi oleh Louisa Kamal, koordinator divisi PSDM tim KKN. Ia menjelaskan mengenai pengertian briket, manfaatnya sebagai energi alternatif, serta peluang ekonominya. Louisa menekankan bahwa workshop ini merupakan langkah awal yang ingin diwariskan kepada masyarakat agar bisa berlanjut meskipun KKN sudah selesai.
Menurutnya, bonggol jagung yang biasanya hanya dibuang atau dibakar ternyata memiliki potensi besar. “Melalui workshop perdana ini, kami ingin menunjukkan bahwa limbah pertanian pun bisa bernilai. Ini energi murah, ramah lingkungan, sekaligus peluang usaha bagi masyarakat Bangunsari,” jelasnya.
Usai pemaparan, tim KKN memperlihatkan demonstrasi pembuatan briket. Mulai dari proses pengeringan bonggol, pembakaran hingga menjadi arang, pencampuran dengan perekat, hingga pencetakan menjadi bentuk silinder. Warga terlihat antusias karena mereka merasa baru pertama kali menyaksikan proses seperti ini secara langsung.
Beberapa warga kemudian mengajukan pertanyaan, terutama mengenai efektivitas briket dibandingkan kayu bakar dan arang biasa. Tim KKN menjawab dengan yakin, sembari menunjukkan hasil uji coba yang sudah mereka lakukan sebelumnya. Hal ini memperkuat keyakinan masyarakat bahwa briket bonggol jagung memang layak diterapkan.
Untuk membuktikan manfaatnya, tim KKN mengadakan uji coba memasak sosis dengan briket. Aroma sosis yang dipanggang memenuhi aula, membuat suasana semakin hangat. Warga mencicipi hasilnya dan merasakan langsung bahwa briket bisa digunakan layaknya arang biasa.
Momen itu semakin menegaskan bahwa workshop pertama ini tidak hanya berhenti pada teori, tetapi juga memberi pengalaman nyata kepada warga. Inovasi sederhana ini mampu menghadirkan solusi sekaligus membangun kedekatan antara mahasiswa dan masyarakat.
Diskusi interaktif kemudian mengalir. Beberapa peserta bahkan menyampaikan ide untuk melanjutkan program ini dengan membentuk kelompok usaha kecil yang fokus pada produksi briket bonggol jagung. Usulan ini langsung mendapat dukungan perangkat desa yang berharap inovasi ini bisa menjadi cikal bakal usaha kreatif di Bangunsari.
Bagi tim KKN, keberhasilan workshop perdana ini bukan hanya dilihat dari jumlah peserta, tetapi dari antusiasme warga dalam menyambut inovasi baru. Mereka berharap masyarakat bisa meneruskan keterampilan yang sudah diperkenalkan, sehingga manfaatnya tetap terasa meski masa KKN telah berakhir.
Acara malam itu ditutup dengan doa dan pesan motivasi. Tim KKN menekankan pentingnya menjaga lingkungan sekaligus memanfaatkan potensi lokal. Bagi masyarakat Bangunsari, malam itu menjadi pengalaman baru sekaligus bekal ilmu untuk membuka peluang masa depan.
Workshop perdana briket bonggol jagung ini membuktikan bahwa inovasi sederhana dari mahasiswa dapat memberi dampak besar. Desa Bangunsari kini memiliki peluang baru untuk memanfaatkan limbah pertanian, sekaligus menegaskan diri sebagai desa yang siap berinovasi menuju masa depan ramah lingkungan dan mandiri energi.
Dipost : 25 Agustus 2025 | Dilihat : 10
Share :