Berita Terkini
Desa Bangunsari, Kecamatan Patebon, Kabupaten Kendal - Hari kedua pelaksanaan KKN MB Ke-20 oleh mahasiswa UIN Walisongo Semarang diisi dengan kegiatan yang cukup penting: koordinasi dan penyesuaian program kerja bersama Kepala Desa Bangunsari. Pertemuan ini menjadi langkah konkret awal untuk memastikan bahwa setiap kegiatan yang dirancang benar-benar selaras dengan kebutuhan masyarakat.
Meskipun baru satu hari sebelumnya para mahasiswa tiba di desa, mereka langsung menunjukkan semangat kolaboratif yang tinggi. Dalam suasana diskusi yang hangat namun singkat karena bertepatan dengan waktu salat Jum'at, kelompok KKN Posko 19 mempresentasikan rencana program kerja yang telah mereka susun. Kepala Desa pun memberikan respon positif, disertai beberapa catatan dan masukan terkait teknis, waktu pelaksanaan, hingga prioritas kegiatan yang dinilai paling mendesak bagi masyarakat setempat.
Menariknya, mahasiswa menerima masukan tersebut dengan terbuka dan langsung melakukan revisi serta penyesuaian. Inilah bentuk nyata dari semangat adaptif dan kolaboratif mahasiswa dalam menjalin kemitraan dengan pemerintah desa. Tujuannya jelas: agar program yang dijalankan tidak hanya berjalan, tapi juga tepat sasaran dan memberikan dampak yang berkelanjutan.
Selain itu, kegiatan silaturahmi ke tokoh masyarakat juga tetap dilanjutkan pada hari kedua ini. Para mahasiswa kembali menyambangi beberapa tokoh penting di desa, menggali informasi sosial-budaya yang lebih dalam, serta memperkuat relasi awal. Dari perbincangan yang mereka lakukan, semakin terlihat potensi besar Desa Bangunsari untuk berkembang, baik di bidang pendidikan, UMKM, maupun budaya lokal.
Namun, seperti hari sebelumnya, tantangan lapangan tetap muncul. Waktu diskusi yang terbatas karena harus berbagi dengan jadwal ibadah Jum'at, serta minimnya penunjuk arah di lingkungan desa, sedikit menyulitkan mobilitas mahasiswa saat ingin mengunjungi rumah tokoh-tokoh masyarakat. Tetapi semua itu tak membuat semangat mereka meredup.
Dengan inisiatif sederhana namun efektif, mahasiswa melakukan koordinasi lanjutan secara informal di waktu berbeda. Mereka mengatur ulang pertemuan, bahkan beberapa di antaranya langsung mendatangi rumah Kepala Desa untuk menyempurnakan pembahasan program kerja. Sementara untuk kendala lokasi, mahasiswa mengandalkan interaksi dengan warga sekitar bertanya langsung atau minta diantar oleh anak-anak yang justru dengan senang hati membantu.
Kegiatan hari kedua ini semakin mempertegas bahwa pelaksanaan KKN bukanlah kegiatan yang kaku, melainkan dinamis dan menuntut kemampuan beradaptasi serta komunikasi yang kuat. Bukan hanya menjalankan rencana, tapi juga menyesuaikan, mendengarkan, dan membangun kepercayaan dengan masyarakat yang mereka layani.
Terlihat jelas, iklim kerja sama antara mahasiswa KKN dan pemerintah desa mulai terbentuk dengan baik. Masukan dari Kepala Desa tidak hanya membantu mempertajam program, tetapi juga memberi gambaran lebih luas tentang apa yang benar-benar dibutuhkan oleh masyarakat Desa Bangunsari.
Ke depannya, mahasiswa berharap agar kemitraan ini terus tumbuh dan menghasilkan program-program yang tidak hanya selesai dijalankan, tetapi juga terasa manfaatnya oleh masyarakat. Dengan sinergi yang sudah mulai terjalin ini, mahasiswa optimis bahwa pengabdian mereka bukan sekadar kewajiban akademik, melainkan kontribusi nyata bagi pembangunan desa.
Dipost : 24 Juli 2025 | Dilihat : 10
Share :